Tips

6 Pertimbangan Memilih Flanel untuk Kerja, Kampus, atau Outdoor

Kemeja flanel itu serbaguna banget. Di satu sisi, dia bisa terlihat rapi untuk kerja dan meeting santai. Di sisi lain, dia juga bisa jadi andalan buat kuliah atau bahkan aktivitas outdoor seperti jalan pagi, touring, atau nongkrong sampai malam. Tapi supaya flanel itu benar-benar nyaman dipakai di semua situasi itu, kualitas bahannya gak bisa sembarangan.

Banyak orang beli flanel hanya karena motifnya bagus. Padahal, feel saat dipakai dan ketahanan pemakaian jangka panjang itu ditentukan dari bahan dan cara pembuatannya. Nah, kalau kamu mau cari flanel yang bisa mendampingi aktivitasmu di kerja, kampus, sampai outdoor, ada beberapa hal yang harus kamu pahami.

Dan beberapa poin ini sebenarnya juga jadi alasan kenapa banyak pria nyaman banget memakai flanel dari brand seperti Nuefelt—yang fokus di material katun 100%, teksturnya ringan, breathable, dan semakin lembut setelah dicuci.

Mari kita bahas lebih dalam satu per satu.

1. Kenyamanan Bahan untuk Pemakaian Lama

Kerja bisa 8–9 jam. Kuliah bisa dari pagi sampai sore. Outdoor malah bisa lebih aktif dan berkeringat. Jadi bahan flanel yang terlalu tebal atau menghambat sirkulasi udara bakal terasa panas, lengket, dan bikin gak betah.

Makanya bahan flanel katun 100% adalah pilihan paling aman. Katun terkenal sebagai bahan yang ramah kulit, cepat menyerap keringat, dan tetap nyaman meskipun dipakai lama. Beda jauh dengan flanel campuran sintetis yang suka bikin gerah dan cepat bau.

Di brand seperti Nuefelt, flanelnya menggunakan 100% katun yang breathable, jadi kamu tetap nyaman dipakai lama — bahkan untuk orang yang aktivitasnya tinggi. Selain itu, seratnya makin lembut setelah beberapa kali dicuci, bukan makin kasar.


2. Ketebalan yang Pas untuk Iklim Indonesia

Flanel di luar negeri banyak yang dibuat untuk cuaca dingin. Itu sebabnya banyak flanel “import look” yang sebenarnya terlalu tebal kalau dipakai di Indonesia. Untuk kerja dan kuliah yang sering berada di ruang AC, tebal dikit gak masalah. Tapi ketika kamu bergerak keluar ruangan, wuuuh… langsung berasa oven portable.

Flanel yang ideal untuk Indonesia biasanya punya ketebalan medium: gak tipis seperti kemeja linen, tapi juga gak tebal seperti jaket fleece. Nuefelt termasuk yang memilih ketebalan aman — cukup kuat untuk terlihat rapi, tapi gak bikin gerah untuk harian.

Ini penting terutama kalau kamu tipe yang mobilitasnya tinggi.

3. Motif dan Warna yang Serbaguna

Untuk kerja, kamu butuh motif yang terlihat dewasa dan rapi. Untuk kampus, butuh yang casual tapi tetap sopan. Untuk outdoor, kamu butuh motif yang lebih fleksibel, bahkan kadang yang tone-nya agak gelap biar gak gampang kotor.

Flanel itu memang identik sama motif kotak, tapi intensitas warna dan ukuran grid-nya sangat menentukan vibe-nya.
Contoh:

  • Grid kecil → lebih rapi, cocok kerja atau meeting.
  • Grid medium → casual, cocok kampus dan kegiatan sehari-hari.
  • Grid besar dan warna kontras → paling pas buat outdoor, nongkrong, atau acara malam.

Brand seperti Nuefelt cenderung memilih motif yang aman buat semua aktivitas, jadi kamu gak kelihatan “over-styled” di kerja tapi juga gak terlihat terlalu formal di kampus.

4. Jahitan dan Finishing: Penentu Kerapihan Look

Sering nggak sadar, tapi kualitas jahitan menentukan banget bagaimana sebuah flanel terlihat di badan. Banyak flanel murah yang motif kotaknya gak disusun rapi, jahitannya loncat, atau bagian kerahnya cepat mleyot.

Untuk kerja atau kuliah, detail perajin seperti ini kelihatan jelas waktu kamu tatap muka sama orang.

Kemeja flanel yang dibuat secara self manufacture seperti Nuefelt biasanya lebih konsisten dalam hal presisi motif, potongan simetris, dan kerapiannya. Dan ini efeknya bukan cuma ke estetika — tapi juga usia pakai.

5. Bobot Kain vs Aktivitas Harian

Cowok yang kerja di lapangan atau banyak bergerak butuh flanel yang:

  • lebih ringan,
  • lebih breathable,
  • tetap kokoh dipakai berkali-kali.

Cowok kampus yang banyak duduk atau di ruang kelas butuh flanel yang nyaman di kulit, tidak membuat leher berkeringat, dan tetap enak meskipun dipakai dari pagi sampai malam.

Cowok kantor butuh flanel yang terlihat rapi tapi tetap fleksibel kalau harus pindah ruangan, presentasi, atau meeting mendadak.

Flanel katun ringan seperti milik Nuefelt bisa meng-cover semua kebutuhan ini — karena karakternya adaptif, tidak cepat panas, dan breathable.

6. Durabilitas untuk Pemakaian Rutin

Kemeja flanel yang dipakai hampir setiap hari bakal sering dicuci, ditarik, digantung, dilipat, dan kena gesekan. Flanel yang gampang berbulu, gampang melar, atau memudar setelah 3–4 cuci jelas bukan pilihan untuk kerja atau kampus.

Durabilitas dipengaruhi oleh:

  • kualitas serat katunnya,
  • teknik tenun,
  • finishing kain,
  • dan kualitas jahitan.

Flanel Nuefelt memang terkenal makin lembut setelah dicuci, bukan makin rusak. Ini jadi tanda bahwa seratnya memang dipilih yang bagus — bukan yang instan halus tapi cepat hancur.

Pilih Flanel yang Serbaguna, Bukan Sekadar Bergaya

Beli flanel itu jangan hanya lihat motif. Kalau kamu butuh kemeja yang bisa dipakai kerja, kampus, sampai outdoor, pertimbangannya harus menyeluruh: kenyamanan bahan, ketebalan, motif, jahitan, bobot kain, dan durabilitas.

Dan flanel berbahan katun 100% seperti yang digunakan Nuefelt memang paling aman buat semua situasi. Ringan, gampang menyerap keringat, makin lembut setelah dicuci, dan dipotong rapi dengan standar self-manufacture.

Flanel yang bagus itu bukan yang paling ramai motifnya…
Tapi yang paling enak dipakai, paling awet, dan paling cocok mengikuti ritme hidupmu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *