Tips

Trik Menemukan Flanel yang Awet Bertahun-Tahun Tanpa Mudah Berbulu

Kalau ngomongin kemeja flanel, banyak orang cuma fokus ke motif kotaknya, warnanya, atau vibe santai yang dikasih. Padahal ada satu hal penting yang sering banget dilupain: keawetan bahan flanel itu sendiri. Kenyataannya, nggak semua flanel bisa bertahan lama. Ada yang baru dipakai beberapa bulan udah mulai berbulu, kusam, bahkan bentuknya berubah.

Flanel yang bagus itu ibarat investasi: dipakai berkali-kali tetap nyaman, dicuci berkali-kali tetap rapi, dan dipadukan ke outfit apa pun masih kelihatan keren.
Nah, biar kamu nggak salah pilih, ini dia trik penting untuk menemukan flanel yang benar-benar awet—yang kualitasnya bakal kerasa bahkan setelah bertahun-tahun.

1. Prioritaskan Flanel Katun 100% (Bukan Campuran Sintetis)

Kunci utama flanel yang awet itu ada di komposisi bahannya. Flanel berbahan campuran polyester biasanya lebih murah, tapi cepat berbulu karena serat sintetis mudah pecah. Selain itu, sifatnya juga gampang panas dan permukaannya lama-lama jadi kasar.

Sebaliknya, flanel 100% katun punya karakter serat yang lebih kuat secara natural.
Apa hasilnya?

  • Lebih stabil saat dicuci berkali-kali
  • Seratnya nggak gampang patah → minim bulu
  • Permukaannya tetap lembut
  • Warna lebih stabil

Ini juga alasan kenapa Nuefelt pakai Flannel Katun 100%—karena base material-nya aja udah membuat flanelnya punya “jam terbang panjang” secara alami.

2. Perhatikan Tekstur: Semakin Halus dari Baru, Semakin Tahan Lama

Flanel yang mudah berbulu biasanya punya satu ciri: teksturnya terasa kasar dan seratnya pendek-pendek.
Dalam dunia tekstil, ini biasanya berarti:

  • finishing-nya seadanya,
  • seratnya nggak diproses dengan benar,
  • atau bahan dasarnya nggak rapi sejak awal.

Sementara flanel bagus itu teksturnya ringan, halus, dan makin lembut setelah dicuci.

Kalau flanel dari awal udah lembut, itu tanda:

  • seratnya panjang dan merata
  • proses brushing dilakukan dengan halus
  • ketahanan bahan jauh lebih tinggi

Ini ciri khas yang bisa kamu rasain jelas di flanel-flanel premium seperti yang dipakai Nuefelt—feel-nya nggak cuma nyaman, tapi juga “rapi secara struktural,” jadi nggak gampang rusak.

3. Cek Kerapian Anyaman dan Kepadatan Serat

Ini trik sederhana tapi jarang dilakukan orang.

Coba lihat seratnya melawan cahaya. Kalau:

  • kamu bisa lihat celah-celah besar,
  • atau pola anyamannya nggak rapat,

itu tanda bahannya kurang padat dan bakalan cepat rusak.

Flanel yang awet adalah flanel yang seratnya padat, rapat, dan konsisten dari ujung ke ujung.
Serat yang rapat bikin bahan:

  • lebih kuat,
  • lebih stabil,
  • dan paling penting: nggak mudah pilling (berbulu).

Produsen flanel yang serius—seperti Nuefelt yang self-manufacture—biasanya memastikan kontrol kualitas di bagian ini benar-benar ketat.

4. Jahitan Rapi = Umur Pakai Lebih Panjang

Banyak yang fokus ke bahan, tapi lupa kalau struktur kemeja juga ngaruh ke umur pakai.
Jahitan yang rapi itu:

  • nggak mudah longgar,
  • nggak gampang tarik-menarik di area lipatan,
  • dan bikin flanel tetap fit meski sering dipakai.

Kemeja flanel dengan jahitan asal-asalan biasanya kelihatan dari:

  • benang keluar,
  • jarak jahitan tidak konsisten,
  • lipatan tidak simetris.

Kemeja Nuefelt selalu punya jahitan rapi karena dibuat langsung oleh tim internal (self manufacture), jadi kontrol kualitasnya lebih terjaga.
Bahan bagus + jahitan rapi = umur pakai yang jauh lebih panjang.

5. Pilih Flanel yang Tetap Nyaman Meski Dipakai Lama

Bahan yang cepat berbulu biasanya punya satu ciri lain: panas.
Karena panas, kamu bakal lebih sering nyuci → bahan lebih cepat rusak.

Flanel katun 100% yang breathable seperti flanel Nuefelt punya keunggulan:

  • sirkulasi udara bagus,
  • gampang menyerap keringat,
  • nggak spicy atau “gerah lembab” saat dipakai lama,
  • cocok buat aktivitas outdoor maupun indoor.

Kenyamanan berhubungan langsung dengan keawetan—karena bahan yang nyaman tidak membuat kamu terus-menerus mencuci berlebih atau berganti-ganti outfit.

6. Hindari Flanel yang Terasa Berat dan Kaku

Fun fact: flanel yang berat malah lebih rentan berbulu.
Alasannya?

Karena bahan berat biasanya disebabkan oleh serat yang pendek dan dipadatkan secara paksa. Serat pendek inilah yang gampang “keluar” dan menjadi bulu setelah beberapa kali dicuci.

Flanel berkualitas punya karakter:

  • ringan,
  • jatuh natural,
  • nggak kaku,
  • dan tetap breathable.

Flanel ringan yang tetap kuat—seperti yang dipakai Nuefelt—pertanda bahan dasarnya premium dan proses produksinya nggak asal.

7. Lakukan Tes Sederhana: Gosok Permukaan Bahan

Kalau mau tahu bahan bakal berbulu atau tidak, lakukan tes ini:

  1. Ambil permukaan flanel.
  2. Gosok cepat dengan bagian telapak tangan.
  3. Lihat apakah ada “serbuk serat” yang rontok.

Kalau ada rontokan serat atau permukaan langsung kasar → kualitasnya rendah.
Flanel berkualitas tetap stabil dan utuh meskipun digosok.

Flanel katun premium biasanya lulus tes ini dengan mulus.

Flanel Awet Dimulai dari Bahan, Detail, dan Kerapian Produksi

Flanel yang tahan lama bukan sekadar “yang tebal” atau “yang kotaknya keren.”
Keawetan flanel dipengaruhi oleh:

  • jenis serat (katun 100% jauh lebih stabil),
  • teknik produksi,
  • finishing yang halus,
  • ketebalan yang ideal,
  • dan kerapian jahitan.

Itulah kenapa kemeja seperti Nuefelt, yang pakai Flannel Katun 100%, tekstur ringan, makin lembut setelah dicuci, plus diproduksi sendiri dengan standar jahitan rapi—punya keawetan yang jauh di atas kemeja flanel generik.

Kalau kamu lagi mencari flanel yang bisa dipakai bertahun-tahun tanpa berubah bentuk, tanpa berbulu, dan tetap nyaman, semua ciri-ciri di atas adalah checklist yang harus kamu pegang.

Makin kamu teliti, makin lama flanel itu akan bertahan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *