Insight

Mengenal Jenis-Jenis Bahan Flanel untuk Kemeja Pria

Kemeja flanel selalu punya tempat spesial di lemari banyak pria. Ada sesuatu dari kombinasi tekstur lembut, motifnya yang khas, dan fleksibilitasnya untuk dipakai di berbagai situasi yang bikin flanel selalu relevan, dari tahun ke tahun. Tapi di balik tampilan kasual yang sederhana itu, ada satu hal yang jarang disadari: nggak semua flanel tercipta sama. Ada flanel yang tebal dan hangat, ada yang ringan dan adem, ada yang gampang bikin gerah, dan ada juga yang makin lembut setiap kali dicuci.

Nah, sebelum kamu asal beli kemeja flanel yang “kayaknya bagus”, ada baiknya kamu tahu dulu jenis-jenis bahan flanel yang beredar di pasaran. Karena bahan inilah yang menentukan kemeja itu nyaman dipakai, awet, breathable, atau justru bikin kamu pengap setengah mati.

Artikel ini disusun supaya kamu bisa benar-benar ngerti apa yang kamu pakai. Santai aja bacanya—anggap ini kayak ngobrol ringan sambil ngopi sore.

Flanel Itu Apa, Sih? (Bukan Sekadar Kotak-Kotak)

Banyak orang mengira flanel itu motifnya. Padahal, motif kotak-kotak itu cuma “baju perang” flanel, bukan identitas aslinya. Flanel sebenarnya adalah jenis kain yang permukaannya dibuat lembut dengan proses brushing. Jadi kilau lembut, serat yang sedikit berbulu, dan feel yang hangat itu datang dari finishing-nya, bukan dari warnanya.

Dan di Indonesia, yang cuacanya panas-lembap, flanel yang cocok itu harus punya karakter dasar: adem, ringan, breathable, dan nggak bikin keringetan berlebihan. Makanya bahan flanel katun 100% itu sering jadi primadona, karena sifatnya paling mendukung aktivitas harian.

Jenis-Jenis Bahan Flanel yang Perlu Kamu Kenali

1. Flanel Katun 100% — Rajanya Flanel untuk Iklim Tropis

Kalau kita ngomongin flanel yang benar-benar nyaman dipakai di Indonesia, ini dia juaranya. Flanel katun 100% punya karakter ringan, adem, dan terasa alami ketika menyentuh kulit. Yang menarik, beberapa flanel katun punya karakter unik yang makin lembut setelah dicuci, bukan makin kasar.

Kamu bisa bayangin kemeja flanel yang dipakai dari pagi sampai malam—serius, model yang 100% katun ini nyaris nggak pernah bikin gerah.

Di sinilah produk Nuefelt masuk.
Brand ini pakai flanel katun dengan ciri khas yang bikin pengguna langsung ngerasain perbedaan:

  • Teksturnya ringan,
  • Super nyaman untuk aktivitas harian,
  • Nyerap keringat dengan baik,
  • dan justru makin lembut setelah dicuci.

Yang bikin makin menarik, semua produksinya self-manufacture. Jadi kualitas jahitannya rapi, stabil, dan detailnya kerasa banget. Ini penting, lho. Banyak flanel di pasaran yang bahannya bagus, tapi jahitannya acak-acakan—jatohnya jadi tetap terlihat murahan. Nuefelt aman dari itu.

Kalau kamu tipe orang yang senang pakai flanel untuk kerja remote, hangout, atau agenda santai tanpa ingin merasa “panas” seharian, flanel katun 100% adalah pilihan paling ideal.

2. Flanel Cotton Blend — Alternatif yang Lebih Terjangkau

Jenis flanel ini banyak dipakai brand fast fashion. Bahannya campuran antara katun dengan polyester atau viscose. Secara tampilan memang masih terlihat flanel, tapi feel di badan biasanya beda.

Cotton blend punya beberapa keunggulan: harganya lebih terjangkau, warnanya lebih tahan pudar, dan lebih mudah dirawat. Tapi kekurangannya juga jelas: lebih panas, kurang breathable, dan kadang terasa sintetis ketika dipakai lama.

Flanel cotton blend cocok buat kamu yang cari tampilan flanel tapi jarang dipakai seharian. Bukan pilihan terbaik untuk kenyamanan maksimal.

3. Flanel Wool — Buat Kamu yang Tinggal di Negara Dingin

Wool flannel itu flanel kelas berat. Teksturnya pekat, hangat, dan dipakai untuk coat, outerwear, atau kemeja musim dingin. Di Indonesia, jarang banget ada brand yang jual wool flannel untuk kemeja karena jujur saja… itu panas.

Jenis ini cocok dipakai saat kamu travelling ke negara empat musim, terutama musim gugur atau salju. Untuk daily wear di Indonesia? Mungkin terlalu “overkill”.

4. Flanel Synthetic — Murah, Stylish, Tapi Kurang Nyaman

Jenis ini terbuat dari polyester murni atau poly-viscose. Secara visual bisa terlihat premium, tapi kenyamanannya biasanya tertinggal jauh dari flanel katun.

Kekurangannya:

  • Lebih cepat panas,
  • Gampang membuat keringat terasa “menggantung”,
  • dan setelah beberapa kali dicuci sering muncul pilling (bintik-bintik kecil yang bikin kemeja terlihat usang).

Jenis ini cocok buat kebutuhan foto-foto atau style sesekali, tapi bukan untuk dipakai rutin

Kenapa Memilih Bahan Flanel Itu Penting?

Flanel itu tricky. Dari luar, hampir semua terlihat mirip. Tapi begitu dipakai, baru kerasa bedanya: ada yang lembut, ada yang adem, ada yang bikin gerah, ada yang kaku, ada yang gatal.

Poin paling penting: kualitas pengalaman memakai flanel ditentukan oleh bahannya.
Kalau kamu tinggal di Indonesia, kenyamanan itu nomor satu—dan hanya bahan flanel yang breathable yang bisa memenuhi itu.

Makanya, memilih flanel katun 100% yang kualitasnya baik sangat berpengaruh untuk dua hal:

  1. Kamu nyaman bergerak,
  2. Outfit kamu terlihat lebih “rapi” dan natural.

Flanel yang bahannya salah bisa bikin terlihat bulky, penuh lipatan aneh, atau jatuhnya kurang smooth.

Apa yang Membuat Flanel Nuefelt Berbeda?

Ini bagian yang sering bikin orang langsung ngeh kenapa flanel Nuefelt punya daya tarik:

1. Materialnya sudah benar: 100% flannel katun

Bukan poly-blend, bukan viscose-heavy. Katun yang dipakai punya karakter adem dan ringan sehingga cocok buat dipakai dari pagi sampai malam.

2. Teksturnya progresif—makin lembut setelah dicuci

Ini jarang ditemuin. Banyak flanel lain justru makin kasar setelah beberapa kali cucian.

3. Sangat menyerap keringat

Ini poin yang bikin flanel ini daily-friendly. Keringetan dikit? Tetap nyaman, tetap enak dipakai.

4. Diproduksi sendiri (self manufacture)

Poin penting yang banyak dilewatkan brand lain. Karena dibuat sendiri, kualitas jahitannya jauh lebih stabil dan nggak random. Detail kecil seperti lipatan kemeja, sudut kerah, atau alignment motif semuanya lebih presisi.

5. Nyaman untuk segala aktivitas

Dari kerja, nugas, nongkrong, sampai naik motor sore… tetap nyaman. Dengan kata lain, Nuefelt bikin flanel bukan cuma buat gaya, tapi buat dipakai.

Cara Merawat Kemeja Flanel Biar Umurnya Panjang

Kemeja flanel, terutama yang berbasis katun, sebenarnya nggak ribet dirawat. Tapi ada beberapa trik biar awet dan tetap lembut:

  • Gunakan air dingin atau hangat, bukan panas
  • Jangan pakai pemutih
  • Gunakan mode gentle di mesin cuci
  • Hindari memeras terlalu kuat
  • Jemur di tempat teduh
  • Setrika suhu rendah agar seratnya tetap halus

Untuk flanel seperti Nuefelt, perawatan yang benar akan membuat kemeja makin enak dipakai seiring waktu.

Flanel yang Baik Itu Terasa di Badan, Bukan Hanya Terlihat Bagus

Setelah memahami karakter tiap jenis flanel, kamu bisa lihat bahwa bahan flanel itu punya dunia yang cukup luas. Ada yang cocok untuk iklim dingin, ada yang ideal untuk Indonesia, ada yang sekadar stylish tapi kurang nyaman, ada juga yang benar-benar memenuhi kualitas harian.

Dan kalau kenyamanan, keawetan, serta kualitas jahitan jadi prioritas kamu, kemeja flanel berbahan 100% katun seperti Nuefelt adalah pilihan paling aman dan paling masuk akal.

Kemeja flanel itu bukan soal motif kotak-kotak. Ini soal pengalaman memakai: ringan, adem, enak, dan ngikutin pergerakan tubuh kamu. Dan kalau kamu sudah pernah pakai flanel premium berbahan katun yang dibuat dengan detail, kamu bakal bisa bedain mana yang “biasa” dan mana yang “kayak second skin”.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *